AWAS PENIPUAN!

Teknologi selalu berkembang dan semakin praktis. Kalimat ini adalah realita yang tengah terjadi pada era modern saat ini. Seperti yang telah kita ketahui banyak sekali teknologi baru yang bermunculan guna membantu kegiatan manusia. Contoh kecilnya berkembangnya online shop yang semakin mempermudah kita untuk mendapatkan kebutuhan. Cukup menggunakan handphone maupun komputer yang terhubung dengan internet, kita sudah bisa membeli barang yang kita inginkan tanpa harus keluar rumah, berjalan kaki atau menggunakan kendaraan, mengantri dan panas-panasan diluar. Meskipun praktis, kita tetap harus selektif dalam bertransaksi.
Mengapa demikian? Kepraktisan itu bisa membuka ladang kejahatan. Bukan hal yang tabu lagi jika saat ini penipuan bermoduskan online shop, hadiah undian sering terjadi disekitar kita. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakan teknologi.
Bukankah sudah dibentuk Tim Cyber Crime oleh pihak kepolisian yang selalu siap menangani kasus kejahatan/penipuan melalui internet atau jaringan seluler? Yup!betul sekali, memang sekarang sudah ada Tim Cyber Crime yang ditugaskan untuk menangani masalah terkait dengan internet. Namun kita tidak bisa sepenuhnya bergantung dengan tim ini. Bukan berarti tim ini tidak bisa diandalkan, melainkan si pelaku kriminal yang semakin canggih. Kebanyakan penipuan yang menggunakan jaringan internet sekarang susah terlacak karena menggunakan jalur pribadi. Bukan berarti tidak bisa, namun tidak banyak yang bisa kita lakukan jika sudah menggunakan jalur pribadi karena akan sulit dilacak.
Kali ini saya akan membahas beberapa bentuk penipuan yang sering terjadi namun kadang kurang disadari oleh masyarakat.
v  Hadiah Undian dari lembaga/perusahaan/brand tertentu
Saya tidak menyebutkan nama agar tidak terjadi kesalah pahaman yang tidak diinginkan dikemudian hari. Penipuan ini lebih sering terjadi melalui broadcast sms. Penggunaan kalimat yang sedemikian rupa menjadikan cara ini begitu meyakinkan yaitu dengan menyertakan nomor undian dan alamat web. Calon korban digiring untuk membuka alamat web yang sudah dituliskan dan menghubungi call center (pelaku) yang mengatasnamakan customer serice dari penyelenggara undian berhadiah (palsu) tersebut. Dalam halaman web (palsu) sudah dituliskan nomor undian dan hadiah yang akan diterima. Seperti kendaraan bermotor (mobil atau sepeda motor), uang tunai, emas batangan dan berbagai iming-iming menggiurkan.
Untuk lebih meyakinkan calon korban, pelaku mencantumkan pemenang (palsu) yang sudah menerima hadiah undian tersebut, nomor direktur penyelenggara undian, gambar surat-surat ijin dari kepolisian, surat pernyataan bertanda tangan dari pihak penyelenggara, dan peraturan pengambilan hadiah undian.

Saya ambil contoh hadiah undian palsu dengan memenangkan uang tunai. Berikut adalah tahap yang akan dialami calon korban :
Sms broadcast diterima oleh calon korban > calon korban membuka alamat web yang tercantum pada sms > korban mengecek nomor undian > jika dirasa betul, calon korban yang terperdaya akan menghubungi call center (palsu) untuk mengkonfirmasi bahwa calon korban memenangkan salah satu hadiah undian > customer service (palsu) menanyakan identitas calon korban > customer service (palsu) menggiring korban untuk mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening yang akan didikte oleh customer service (palsu) dengan alasan akan mengakumulasikan/menggabungkan uang calon korban dengan hadiah uang yang akan diterima [pada tahap ini jika korban kurang realistis pasti akan menuruti perintah customer serice (palsu) tanpa kecurigaan sama sekali] > setelah proses transfer, customer service (palsu) akan meminta korban untuk membuang struk bukti transfer [ini bertujuan agar menghilangkan barang bukti] > korban akan diminta menunggu ± 24 jam dan selama itu korban tidak diperbolehkan mengecek atm/rekeningnya dengan alasan kelancaran proses akumulasi hadiah [Pada tahap ini korban akan diam, sedangkan si pelaku atau customer sevice (palsu) akan menghilang dengan menonaktikan nomor call centernya] > Setelah ±24 jam, korban akan mencoba menghubungi customer service gadungan tersebut. Namun sayangnya nomor call center itu sudah tidak aktif.
Ketika korban menyadari bahwa dia sudah tertipu 45% korban akan melapor kepihak yang berwajib dan sisanya memilih diam. Yang pasti, laporan tersebut akan diterima dan ditindak lanjuti oleh Tim Cyber Crime. Namun dengan nomor telepon yang sudah tidak aktif dan bukti-bukti transfer yang sudah tidak ada akan menyulitkan proses penyelidikan. Disaat-saat seperti ini hanyalah kuasa Tuhan yang mempu membukakan jalan selanjutnya.

v  Tolong aku, aku kena musibah!

Sebenarnya kejadian ini terjadi pada saya beberapa waktu lalu. Modus ini bukanlah hal yang baru lagi, namun kali ini menurut saya cukup parah. Mengapa demikian? Karena modus ini bukan lewat sms saja namun langsung menelfon calon korban. Biasanya pelaku berkomplotan atau lebih dari satu orang. Dengan modal mengacak nomor, pelaku dengan leluasa menghubungi calon korban. Dan kurang beruntungnya nomor telfon saya menjadi sasaran pelaku.
Awalnya saya cukup kaget karena tiba-tiba seseorang menangis dan mengatakan kepada saya bahwa dia sedang berada dikantor polisi karena menjadi pelaku tabrak lari. Karena nadanya yang benar-benar terdengar begitu panik dan (sialnya lagi) suaranya mirip dengan salah satu teman dekat saya, saya menjadi panik. Teman saya (Pelaku 1) meminta bantuan saya untuk mengirimkan sejumlah uang dimaksudkan sebagai uang tebusan/uang damai. Hanya sebentar saya berbicara dengan pelaku 1, seseorang yang mengaku sebagai AKP A--- (pelaku 2) menangani masalah pelaku 1. Dengan nada yang begitu meyakinkan pelaku 2 menceritakan kronologi kejadian (palsu) yang menimpa pelaku 1. Pelaku 2 meminta saya meminta saya mengirimkan pulsa senilai Rp.500.000 (sebagai uang damai) ke 2 nomor yang dikatakannya sebagai nomor atasannya.  Dengan syarat, saya tidak boleh datang ke tempat teman saya ditahan dengan alasan banyak wartawan dan kasus ini belum didengar oleh atasannya. 
Saya hanya mengiyakan perkataan pelaku 2. Untungnya logika saya berjalan dengan baik, saya terpikir bahwa kemungkinan kecil akan ada wartawan di tempat pelaku 1 yang mengaku sebagai teman saya ditahan, karena tempat yang dituju merupakan kawasan yang jarang didatangi wartawan. Selain itu, ketika pelaku 2 mengatakan bahwa kasus tersebut belum sampai ke atasannya, mengapa pelaku 2 meminta saya mengirimkan pulsa ke nomor atasannya? {sepertinya pelaku 2 butuh aqua “kurang fokus”} sebenarnya saya diminta untuk tidak memutuskan sambungan telfonnya. Namun tetap saya putuskan sambungan telfon tersebut karena saya ingin mengkonfirmasi langsung. Kemudian saya menghubungi salah satu teman saya ‘F’ untuk menanyakan apakah dia mendapat kabar bahwa si ‘W’ (anggap sebagai orang yang mengaku sebagai teman saya) mendapatkan musibah. Anehnya lagi si ‘F’ tidak mengetahui apapun. Akhirnya saya dan ‘F’ mencoba menghubungi ‘W’ kenyataan yang saya terima ‘W’ baik-baik saja dirumahnya.
Tadaaa kebohongan terungkap! Tak lama pelaku 2 menghubungi saya kembali marah-marah karena saya matikan telfonnya. Karena sudah sadar bahwa ini adalah modus penipuan saya tidak menghiraukan panggilan si pelaku 2. Saya sempat mendapat sms ancaman, namun yang saya tahu pasti si pelaku tidak tahu siapa saya dan dimana saya (positif thinking).
Artikel diatas hanyalah sedikit hal yang saya ketahui. Dan masih banyak modus-modus penipuan baru di luar sana yang kapan saja mengintai korban-korban tidak bersalah. Sedikit saran dari saya, apabila readers-nim mendapati hal seperti diatas sedang mengancam diri anda sendiri maupun orang terdekat, readers-nim sekalian jangan gegabah menerima bahkan mempercayai hal-hal diatas. Diskusikan dengan keluarga atau orang-orang terdekat dan lebih baik lagi jika berkonsultasi kepada pihak yang berwajib. Manfaatkan teknologi untuk menambah wawasan yang berguna dan positif bagi diri readers-nim maupun orang lain. Yang paling penting! Jagalah hubungan rohani dengan Tuhan YME dengan terus berdoa meminta perlindungan-Nya. Semoga artikel ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi para readers-nim tercinta. Tetaplah waspada dan berhati-hati kapanpun, dimanapun readers-nim berada. Semoga tetap dalam lindungan Tuhan YME. Amin...


0 comments:

Posting Komentar

 
Top